Laman

Senin, 23 April 2012

MERPATI YANG TERLUKA

Berhari-hari tiada kabar darimu
Tak kau pahamikah perasaanku
Yang slalu menantikanmu
Hanya diam kau berikan padaku
Hanya secuil berita yang kau seru
Sepatah kata yang buatku semakin pilu
Putuskanlah sesuatu untukku
Jangan kau gantung aku

Aku bagai merpati yang terluka
Tak mampu berbuat apa-apa
Hanya tergolek lemah tak berdaya
Kabarmu mampu memberikan  secercah cahaya
Yang menghilangkan seluruh duka lara



JAGALAH CINTAKU

Biarlah aku berjalan sejauh langkahku
Biarlah aku berlari sekuat hatiku
Aku hanya ingin mencari
Dimanakah cinta sejati
Tetapi cinta sejati sudah dihati
Jagalah citaku jangan sampai terbang lagi

KERESAHAN HATI

Hari-hari kulalui
Dengan bisu dan sepi
Tanpa ada jawaban pasti
Aku selalu merana
Hatiku tambah tersiksa
Penuh khayalan belaka
Hatiku risau
Pikiran kacau
Bila mengenang dikau



Sabtu, 21 April 2012

CINTAKU BERKHIANAT

God! desisku lirih saat melihat sebuah pesan di ponsel kekasihku, yang tanpa sengaja kubuka saat kekasihku pergi kebelakang… Terbaca sebuah nama “Nia” yang sangat membuatku penasaran. Pesan yang menyiratkan suatu perhatian dari seorang perempuan kepada kekasihku… Kukirimkan pesan singkat kepada Nia melalui ponsel kekasihku, “Gak usah lo deketin cowok gue!!” Namun tak ada lagi balasan darinya. Jantungku berdegup dengan kencang, seluruh badanku lemas dan bergetar, yang ada difikiranku saat itu hanya “apa hubungan mereka”…
Tak lama aku termenung sendiri di ruang tamu, tiba-tiba Rihan datang dan melihat perubahan ekspresiku…
“Kamu kenapa Mel?” tanya Rihan bingung
“Gak apa-apa!” jawabku ketus dengan ponsel masih ada di tanganku
“Gak mungkin kamu gak kenapa-kenapa, udah jujur aja kenapa? Aku dah lama kenal kamu mel, tahu sifat kamu,” tanya Rihan penasaran
Aku tak menjawab apa-apa, hanya terdiam dan tak melihat wajahnya. Karena penasaran, Rihan mengambil ponsel yang masih kugenggam. Dia melihat pesan dari Nia yang masih terbuka.
“Oh gara-gara ini mel?”
“Iya, kenapa?”
“Mel, Nia tu dah kuanggap seperti adikku sendiri, udah seperti dek Feby yang kamu kenal.”
“Hah? Adek? Yakin kamu anggep Nia adek, gak lebih?”
“Iya Mel, percaya sama aku.”
Rihan mendekatiku sambil berusaha membuatku percaya dengan semua perkataannya. Tetapi aku tetap tak percaya dengan kata-katanya saat itu.
“Heh, udah jelas sayang-sayangan, masih bilang adek kakak ya kamu Han, sebenernya maumu apa sih? Suka sama Nia kamu?” serangku dengan nada yang tinggi.
“Yaudah kalau gak percaya, terserah kamu Mel,” jawabnya sambil meninggalkanku…
Beberapa hari setelah kejadian itu, aku semakin kepikiran, tak nafsu melakukan apapun. Yang ada di fikiranku hanyalah mereka. Entah mengapa, aku semakin curiga, namun dengan segala upaya aku berusaha menghilangkan fikiran negatifku. Setelah beberapa hari kita saling menghindar, akhirnya hubunganku dengan Rihan membaik dan aku tak memikirkan kejadian kemaarin.
Namun hal itu tak berlangsung lama saat aku membuka twitterku, dan kubaca Time Line Nia… Berkecamuk perasaan dalam hatiku, antara marah dan kecewa yang membaur menjadi satu. Tenyata sehari sebelum mendatangiku, Rihan sempat pergi dengan Nia, entah kemana aku tak tahu. Langsung kutelepon Rihan dan kuminta dia menjelaskan semuanya.
Aku tak bisa memendam amarahku saat menghungi Rihan.
“Kamu dimana?” tanyaku curiga
“Dikos aja, kenapa Mel kok jutek gitu nanyanya?”
“Jujur ya Han, aku kecewa sama kamu.”
“maksutmu apa Mel?”
“Kamu kemarin sebelum nyamperin aku sempat main-main kan sama Nia?”
“Maksutnya?”
“Udah deh, gak usah bohong lagi Han, aku dah tau semuanya…Aku baca twitter Nia, dia post kalo habis keluar sama kamu.”
“Yaelah Mel, itu habis ngedance, trus aku anter pulang sambil balikin flash disk dia. Emang salah kalau aku nganter dia pulang?”
“Ya kan dia ngiranya kamu ngasih perhatian lebih Han.”
“Iya maaf, aku gak gitu lagi mel… maaf ya..”
“Yaudah aku gak mau kamu ngasih perhatian lebih ke cewek lain,” jawabku ketus sambil menutup telpon yang tersambung dengannya.
Hari-hariku berjalan dengan biasa. Kukira masalahku selesai, namun ternyata belum. Saat tak ada kegiatan, kubuka facebook kekasihku yang memang aku tahu passwordnya. Rasanya ingin sekali aku membukanya, saat kulihat ternyata ada Nia yang meminta pertemanan, karena aku gak mau hubunganku sama Rihan terganggu, aku block Nia dengan seizing kekasihku. Aku sudah mengingatkan ke Rihan untuk tidak menerima pertemanan dari orang yang tak dikenalnya. Namun ternyata dia tak menghiraukan kata-kataku, dan itu membuat semuanya semakin jelas.
Saat kubuka facebookku, ternyata Nia juga meminta pertemanan denganku. Tanpa fikir panjang ku confirm Nia dan kufikir ini bisa memberikan kejelasan masalah antara aku, Nia, dan Rihan.
Kukirimkan pesan singkat kepada Nia yang mungkin menjadi awal terbongkarnya pengkhianatan cintaku oleh Rihan…
“Hey Nia!! Q ceweknya Rihan, Ga usah kamu ganggu hubungan kita lagi! Thanks”
Tak beberapa lama dia merespon pesanku…
“Aku dah tau kok, aku liat fbmu dari tempat adekku yang diconfirm oleh Rihan. Cowok kamu aja yang ganjen, bilangnya ke aku masih jomblo. Beberapa kali terang-terangan ngajak aku kencan pula. Pernah juga ngajak beli kaos couple bareng. Mana aku tahu dia dah punya pacar? Ngakunya di aku jomblo n ngajak pdkt pula!”
Setelah membaca pesan itu, tanpa kusadari air mataku mengalir dengan derasnya.. Rihan tak mendengar kata-kataku, namun itu menjadi bom waktu untuk dirinya sendiri. Tak kusangka kekasih yang kubanggakan tega melakukannya padaku. Seseorang yang kuanggap mampu menenangkanku, menemaniku dalam duka, menerimaku apa adanya ternyata berubah menjadi seseorang yang sangat menyakitiku dan membuatku rapuh. Tak tahu harus berkata apa lagi aku…
Setelah agak tenang, kubalas pesan Nia dan aku ingin tahu lebih apa yang sudah mereka perbuat dibelakangku, aku masih gak percaya Rihan melakukan itu kepadaku…
“Nia, kamu gak usah kepedean dulu, cowokku emang orang yang perhatian sama temen-temennya,” jawabku membela kekasihku
Nia yang tidak terima semakin menjadi-jadi membuka semua kelakuan kekasihku…
Nia mengatakan kalau dia sering diajak bersenang-senang dengan Rihan. Nia mengaku awalnya mereka hanya sms biasa, namun semakin lama mereka semakin dekat dan ia mengaku Rihan selalu mengajaknya kencan bukan hanya main sebagai teman. Pertama mereka menuju kampung bango untuk menikmati kuliner, disitu Rihan selalu memegang tangan Nia. Saat tengah malam ada pesta kembang api, ia memeluk pinggang Nia. Saat pulang, Rihan mengirimkan pesan kepada Nia,”Semua begitu kebetulan dan gak sengaja, pertama kita ketemu langsung bisa anterin kamu pulang, sms an sampe jalan bareng, sekarang serasa gak percaya aku Nia, kita bisa sedeket ini, jalan bareng sampe liat kembang api kayak tadi, so sweet moment yang gak sengaja. Kapan lagi ya?”
Setelah itu mereka sering jalan berdua, kepantai, nonton dan ke tempat-tempat lain yang menarik. Setelah pengakuan itu, serasa ada petir yang menyambar tubuhku, aku lemas, hanya bisa menangis mengetahui itu semua.
Ternyata selama ini dia tak menerima teleponku dan membalas pesanku, karena Rihan sedang bersenang-senang dengan cewek lain. Dia selalu bilang kepadaku, “gak usah sms dulu ya Mel, kamu mau smsmu ato telponmu diketahui orang lain?”
Aku terdiam, menyadari semua kebodohanku. Kenapa aku harus percaya dengan Rihan?”
Rihan juga melakukan hal yang sama, ketika dia bersamaku, dia meminta Nia untuk tak menghubunginya. Rihan merangkai cerita kepada Nia bahwa yang mengirimkan pesan pakai ponselnya, “Gak usah lo deketin cowok gue!!” itu bukan ceweknya tetapi Nanda, yang ia sebut sebagai anak dari tantenya yang suka dengannya. Dan Nia juga percaya begitu saja.
Seketika itu juga aku langsung menelpon Rihan, aku ingin dia mengakui semuanya. Tapi Rihan hanya terdiam, dan hanya mengucapkan,”maaf Mel, aku khilaf.”
Aku tak habis fikir Rihan setega itu denganku, serasa sia-sia pengorbananku memperjuangkannya di keluarga besarku. Tak tahu lagi harus berbuat apa aku. Kepercayaanku rusak karena cintaku berkhianat.