God! desisku
lirih saat melihat sebuah pesan di ponsel kekasihku, yang tanpa sengaja kubuka
saat kekasihku pergi kebelakang… Terbaca sebuah nama “Nia” yang sangat
membuatku penasaran. Pesan yang menyiratkan suatu perhatian dari seorang
perempuan kepada kekasihku… Kukirimkan pesan singkat kepada Nia melalui ponsel
kekasihku, “Gak usah lo deketin cowok gue!!” Namun tak ada lagi balasan
darinya. Jantungku berdegup dengan kencang, seluruh badanku lemas dan bergetar,
yang ada difikiranku saat itu hanya “apa hubungan mereka”…
Tak lama aku
termenung sendiri di ruang tamu, tiba-tiba Rihan datang dan melihat perubahan
ekspresiku…
“Kamu kenapa Mel?” tanya Rihan bingung
“Gak apa-apa!” jawabku ketus dengan
ponsel masih ada di tanganku
“Gak mungkin kamu gak kenapa-kenapa,
udah jujur aja kenapa? Aku dah lama kenal kamu mel, tahu sifat kamu,” tanya Rihan
penasaran
Aku tak menjawab apa-apa, hanya terdiam
dan tak melihat wajahnya. Karena penasaran, Rihan mengambil ponsel yang masih
kugenggam. Dia melihat pesan dari Nia yang masih terbuka.
“Oh gara-gara ini mel?”
“Iya, kenapa?”
“Mel, Nia tu dah kuanggap seperti adikku
sendiri, udah seperti dek Feby yang kamu kenal.”
“Hah? Adek? Yakin kamu anggep Nia adek,
gak lebih?”
“Iya Mel, percaya sama aku.”
Rihan mendekatiku sambil berusaha
membuatku percaya dengan semua perkataannya. Tetapi aku tetap tak percaya
dengan kata-katanya saat itu.
“Heh, udah jelas sayang-sayangan, masih
bilang adek kakak ya kamu Han, sebenernya maumu apa sih? Suka sama Nia kamu?”
serangku dengan nada yang tinggi.
“Yaudah kalau gak percaya, terserah kamu
Mel,” jawabnya sambil meninggalkanku…
Beberapa hari
setelah kejadian itu, aku semakin kepikiran, tak nafsu melakukan apapun. Yang
ada di fikiranku hanyalah mereka. Entah mengapa, aku semakin curiga, namun
dengan segala upaya aku berusaha menghilangkan fikiran negatifku. Setelah beberapa
hari kita saling menghindar, akhirnya hubunganku dengan Rihan membaik dan aku
tak memikirkan kejadian kemaarin.
Namun hal itu
tak berlangsung lama saat aku membuka twitterku, dan kubaca Time Line Nia…
Berkecamuk perasaan dalam hatiku, antara marah dan kecewa yang membaur menjadi
satu. Tenyata sehari sebelum mendatangiku, Rihan sempat pergi dengan Nia, entah
kemana aku tak tahu. Langsung kutelepon Rihan dan kuminta dia menjelaskan
semuanya.
Aku tak bisa memendam amarahku saat
menghungi Rihan.
“Kamu dimana?” tanyaku curiga
“Dikos aja, kenapa Mel kok jutek gitu
nanyanya?”
“Jujur ya Han, aku kecewa sama kamu.”
“maksutmu apa Mel?”
“Kamu kemarin sebelum nyamperin aku
sempat main-main kan sama Nia?”
“Maksutnya?”
“Udah deh, gak usah bohong lagi Han, aku
dah tau semuanya…Aku baca twitter Nia, dia post kalo habis keluar sama kamu.”
“Yaelah Mel, itu habis ngedance, trus
aku anter pulang sambil balikin flash disk dia. Emang salah kalau aku nganter
dia pulang?”
“Ya kan dia ngiranya kamu ngasih
perhatian lebih Han.”
“Iya maaf, aku gak gitu lagi mel… maaf
ya..”
“Yaudah aku gak mau kamu ngasih
perhatian lebih ke cewek lain,” jawabku ketus sambil menutup telpon yang
tersambung dengannya.
Hari-hariku
berjalan dengan biasa. Kukira masalahku selesai, namun ternyata belum. Saat tak
ada kegiatan, kubuka facebook kekasihku yang memang aku tahu passwordnya.
Rasanya ingin sekali aku membukanya, saat kulihat ternyata ada Nia yang meminta
pertemanan, karena aku gak mau hubunganku sama Rihan terganggu, aku block Nia
dengan seizing kekasihku. Aku sudah mengingatkan ke Rihan untuk tidak menerima
pertemanan dari orang yang tak dikenalnya. Namun ternyata dia tak menghiraukan
kata-kataku, dan itu membuat semuanya semakin jelas.
Saat kubuka
facebookku, ternyata Nia juga meminta pertemanan denganku. Tanpa fikir panjang
ku confirm Nia dan kufikir ini bisa memberikan kejelasan masalah antara aku,
Nia, dan Rihan.
Kukirimkan pesan
singkat kepada Nia yang mungkin menjadi awal terbongkarnya pengkhianatan
cintaku oleh Rihan…
“Hey Nia!! Q ceweknya Rihan, Ga usah
kamu ganggu hubungan kita lagi! Thanks”
Tak beberapa lama dia merespon pesanku…
“Aku dah tau kok, aku liat fbmu dari
tempat adekku yang diconfirm oleh Rihan. Cowok kamu aja yang ganjen, bilangnya
ke aku masih jomblo. Beberapa kali terang-terangan ngajak aku kencan pula.
Pernah juga ngajak beli kaos couple bareng. Mana aku tahu dia dah punya pacar? Ngakunya
di aku jomblo n ngajak pdkt pula!”
Setelah membaca pesan itu, tanpa
kusadari air mataku mengalir dengan derasnya.. Rihan tak mendengar kata-kataku,
namun itu menjadi bom waktu untuk dirinya sendiri. Tak kusangka kekasih yang
kubanggakan tega melakukannya padaku. Seseorang yang kuanggap mampu
menenangkanku, menemaniku dalam duka, menerimaku apa adanya ternyata berubah
menjadi seseorang yang sangat menyakitiku dan membuatku rapuh. Tak tahu harus
berkata apa lagi aku…
Setelah agak
tenang, kubalas pesan Nia dan aku ingin tahu lebih apa yang sudah mereka
perbuat dibelakangku, aku masih gak percaya Rihan melakukan itu kepadaku…
“Nia, kamu gak usah kepedean dulu,
cowokku emang orang yang perhatian sama temen-temennya,” jawabku membela
kekasihku
Nia yang tidak terima semakin
menjadi-jadi membuka semua kelakuan kekasihku…
Nia mengatakan kalau
dia sering diajak bersenang-senang dengan Rihan. Nia mengaku awalnya mereka
hanya sms biasa, namun semakin lama mereka semakin dekat dan ia mengaku Rihan
selalu mengajaknya kencan bukan hanya main sebagai teman. Pertama mereka menuju
kampung bango untuk menikmati kuliner, disitu Rihan selalu memegang tangan Nia.
Saat tengah malam ada pesta kembang api, ia memeluk pinggang Nia. Saat pulang,
Rihan mengirimkan pesan kepada Nia,”Semua begitu kebetulan dan gak sengaja,
pertama kita ketemu langsung bisa anterin kamu pulang, sms an sampe jalan
bareng, sekarang serasa gak percaya aku Nia, kita bisa sedeket ini, jalan
bareng sampe liat kembang api kayak tadi, so sweet moment yang gak sengaja.
Kapan lagi ya?”
Setelah itu
mereka sering jalan berdua, kepantai, nonton dan ke tempat-tempat lain yang
menarik. Setelah pengakuan itu, serasa ada petir yang menyambar tubuhku, aku
lemas, hanya bisa menangis mengetahui itu semua.
Ternyata selama
ini dia tak menerima teleponku dan membalas pesanku, karena Rihan sedang
bersenang-senang dengan cewek lain. Dia selalu bilang kepadaku, “gak usah sms
dulu ya Mel, kamu mau smsmu ato telponmu diketahui orang lain?”
Aku terdiam,
menyadari semua kebodohanku. Kenapa aku harus percaya dengan Rihan?”
Rihan juga
melakukan hal yang sama, ketika dia bersamaku, dia meminta Nia untuk tak
menghubunginya. Rihan merangkai cerita kepada Nia bahwa yang mengirimkan pesan
pakai ponselnya, “Gak usah lo deketin cowok gue!!” itu bukan ceweknya tetapi
Nanda, yang ia sebut sebagai anak dari tantenya yang suka dengannya. Dan Nia
juga percaya begitu saja.
Seketika itu
juga aku langsung menelpon Rihan, aku ingin dia mengakui semuanya. Tapi Rihan
hanya terdiam, dan hanya mengucapkan,”maaf Mel, aku khilaf.”
Aku tak habis
fikir Rihan setega itu denganku, serasa sia-sia pengorbananku memperjuangkannya
di keluarga besarku. Tak tahu lagi harus berbuat apa aku. Kepercayaanku rusak
karena cintaku berkhianat.